MALAYSIA – Kesenian jaranan buto Banyuwangi menarik perhatian para pengunjung festival balon udara Putrajaya (Putrajaya International Hot Air Balloon Fiesta), Malaysia, Minggu kemarin (13/3). Dalam festival yang diikuti sebelas negara itu, Indonesia menerbangkan balon udara bertulisan “Wonderful Indonesia” dengan corak burung cenderawasih berwarna-warni.
Dengan mengusung tema “Pop of Paradise”, delegasi Indonesia menampilkan aneka persembahan musik dan tari tradisional. ‘’Salah satu seni tari yang tampil adalah jaranan butho Banyuwangi,” ujar Irzal Maryanto Asha by, 36, pengurus Ikawangi Malaysia.
Maryanto menambahkan, penampilan seni tari Jaranan Buto Banyuwangi itu menarik perhatian para pengunjung. Tari Jaranan Buto itu disajikan masyarakat Banyuwangi yang berada di Malaysia. Tarian tersebut ditampilkan dalam tiga sesi dengan alur cerita tersendiri.
“Kami mempersembahkan kesenian tarian khas Banyuwangi ini dalam tiga sesi. Setiap sesi akan ada alur cerita tersendiri yang saling berkaitan,” jelas lelaki asal Kecamatan Rogojampi, Banyuwangi, itu. Maryanto menambahkan, sesi pertama adalah persembahan jaranan buto. Sesi tersebut menggambarkan keperkasaan dan semangat masyar akat Banyuwangi dalam mempertahankan dan menjalani kehidupan.
‘’Selama pergelaran berlangsung, ada penjelasan seputar jaranan buto dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris,” tuturnya. Selanjutnya, sesi kedua berlangsung selama dua jam, yaitu tarian kucingan. Tarian kucingan mengisahkan jagat raya bukan hanya tempat manusia. Jagat raya ini juga dihuni tumbuh-tumbuhan dan hewan yang mempunyai kebebasan dan hidup bersama.
“Yang terakhir adalah penampilan tarian barong yang mengisahkan barong bertampang seram. Namun, di balik semua itu, barong berperan sebagai pemimpin yang mempunyai jiwa tegas, adil, dan melindungi. Dia tidak membedakan dan menebarkan kasih sayang dalam kehidupan di muka bumi ini,” jelasnya.
Sementara itu, grup seni jaranan buto TuronggoYakso Sekar Wangi itu dibentuk masyarakat Banyuwangi yang tinggal di Malaysia. Mereka tergabung dalam Ikatan Keluarga Banyuwangi (Ikawangi) Malaysia. ‘’Seni jaranan ini menjadi simbol persatuan komunitas Ikawangi dan sering tampil di kegiatan warga Indonesia di Malaysia dan acara-acara masyarakat Malaysia,” ujarnya.
Ketua kesenian jaranan Turonggo Yakso Sekar Wangi, AhmadAziz, 55, berharap kesenian khas Banyuwangi tidak memudar di kalangan para WNI dan masyarakat Banyuwangi. “Sebagai putra daerah Banyuwangi yang berada di Malaysia, saya merasa bertanggung jawab melestarikan budaya kita agar generasi mendatang tidak lupa kesenian dan budaya yang ada,” tuturnya.(radar)