Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Belajar Tata Cara Pengelolaan Lingkungan dan Pariwisata

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

belajarBANYUWANGI – Belum lama ini sebanyak 28 anggota DPRD Banyuwangi dari komisi III dan IV melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Kabupaten Samosir, Sumatera Utara. Kabupaten Samosir dipilih karena telah menetapkan diri menjadi daerah tujuan wisata lingkungan yang inovatif 2015. Sebagai asal muasal Bangso Batak, Kabupaten Samosir memiliki ratusan objek wisata peninggalan nenek moyang yang tersebar di sembilan kecamatan.

Kekayaan sejarah tersebut sampai saat ini tetap dipelihara dan dilestarikan dengan baik. Kekayaan itu sebagai modal utama kepariwisataan untuk meningkatkan perekonomian di Kabupaten Samosir yang didorong dengan sektor pertanian, perindustrian, dan sektor lainnya. Wakil Ketua DPRD Banyuwangi Drs. H. Adil Achmadiono dan Ruliyono bersama anggota dewan lainnya mengaku terkagum-kagum akan keindahan Pulau Samosir. Sebab, pemandangan dan panorama Pulau Samosir cukup menarik.

Adil menjelaskan, tujuan kunker untuk menggali lebih dalam serta dapat bertukar pikiran dengan pemerintah Kabupaten Samosir, terutama dalam bidang tata cara pengelolaan lingkungan, kepariwisataan, dan praktik pemerintahan di Kabupaten Samosir. ”Sehingga apa yang kami dapatkan dari kunker ini akan dibahas dalam rapat antara pihak legislatif dan eksekutif dalam percepatan pembangunan di Kabupaten Banyuwangi, khususnya masalah lingkungan dan pertumbuhan ekonomi,’’ jelas Adil.

Dalam kesempatan itu, Kabag BLHPP Samosir Drs. Jabiat Sagala, M.Hum menjelaskan mengenai pengelolaan lingkungan di Kabupaten Samosir dan upaya- upaya strategis untuk mendukung pelestarian lingkungan. ”Dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, pada tahun anggaran 2013 BLHPP Samosir melaksanakan kegiatan-kegiatan seperti pengadaan instalasi pengelolaan air limbah (IPAL) portabel untuk Puskesmas, penggadaan alat-alat laboratorium dan bahan-bahan kimia, pemantauan kualitas air, penanaman pohon di sempadan sungai,” papar Jabait.

Saat itu, ekosistem Danau Toba terganggu  oleh rusaknya lahan dan hutan sekitar yang berdampak menurunnya kualitas dan debit air danau. Namun pemerintah setempat langsung berupaya merehabilitasi lahan kritis dengan menanam pohon melalui gerakan Toba Green sebagai upaya menuju low carbon and green growth terkait perubahan iklim saat ini. Peran tokoh adat dan anggota komunitas marga juga menjadi penting dalam meningkatkan peran dalam pelestarian ekosistem Danau Toba.

Masyarakat Batak mengenal nilai-nilai kearifan lokal yang diperankan warganya sesuai kedudukan dalam struktur masyarakat, yaitu Dalihan Na Tolu dalam wadah marga. Mereka yang mardongan tubu (semarga) bisa saling mengingatkan saudaranya untuk ikut bersama dalam upaya melestarikan fungsi lingkungan hidup serta mencegah pencemaran dan kerusakan lingkungan. Demikian marga Silalahi bisa minta bantuan borunya (saudara perempuannya), serta meminta bimbingan dan hulahulanya (keluarga istrinya).

Dengan demikian tidak satu orangpun warga komunitas marga ini yang tidak terlibat dalam pelestarian Danau Toba. Hal ini tidak saja efektif menjaga kelestarian ekosistem Danau Toba, akan tetapi juga menciptakan keserasian lingkungan sosial. Menanam pohon merupakan cara yang paling tepat, murah dan mudah dilakukan, untuk menjaga lingkungan agar tetap sehat dan baik. Sangat tepat jika jenis pohon tersebut memberi manfaat ekonomi bagi si penanam dan yang merawatnya. Di samping itu, lahan tersebut dapat berfungsi menjaga sistem tata air, menghasilan oksigen dan menyerap karbon.

KEMBANGKAN PARIWISATA LEWAT EVEN INTERNASIONAL

 KABUPATEN Samosir, sebagian besar dikelilingi oleh perairan Danau Toba. Daratan dan danau memiliki potensi wisata yang beragam, baik dari sisi produk wisata maupun pasar wisatawan. Dengan alam yang indah dan kekayaan budaya yang dimiliki sangat potensial, menawarkan berbagai daya tarik wisata yang layak untuk dikembangkan menjadi obyek tujuan wisata (OTW).

OTW Kabupaten Samosir di kawasan Danau Toba menyimpan potensi untuk Wisata bahari, sedang daratan pulau Samosir dan pegunungan sekitar Danau Toba potensial dikembangkan menjadi wisata alam, wisata rohani, wisata agro dan wisata seni budaya. Saat ini Samosir sedang bergiat mengembangkan pariwisata. Pengembangan pariwisata Samosir mencakup tiga hal, yakni pemandangan/panorama alam Danau Toba yang indah, etnis budaya dan lingkungan ekosistem Danau Toba.

Berbagai kegiatan yang menjadi agenda tahunan dan telah terlaksana seperti Lake Toba Ecotourism Sport, Horas Samosir Fiesta. Dan pada tahun 2010 bekerjasama dengan Malaysia melaksanakan olahraga paragliding internasional. Kabupaten Samosir juga telah menjalin kerjasama dengan enam kabupaten se-kawasan Danau Toba dalam bidang pariwisata, agribisnis, dan infrastruktur. Kabupaten Samosir juga membangun Pusat Penelitian Ekositem Danau Toba serta perkampungan seni di Kawasan Lagundi Kecamatan Onan Runggu.

Diharapkan, para peneliti dalam maupun luar negeri berkumpul untuk meneliti semua aspek lingkungan yang ada di Kawasan Danau Toba. Tujuh Kabupaten se-kawasan Danau Toba telah berkomitmen untuk menjaga kualitas air Danau Toba. Pemerintah RI telah menetapkan Danau Toba sebagai Kawasan strategis nasional. ”Khusus di Samosir sedang dikembangkan kebun raya. Kabupaten Samosir juga telah mencanangkan konsep pambangunan secara kolaboratif yang mencakup aspek budaya, lingkungan dan ekonomi,” jelas Kabag BLHPP Samosir Drs. Jabiat Sagala, M.Hum.

Sementara itu, kedatangan para wakil rak yat asal Banyuwangi ini diterima langsung oleh Asisten I Pemerintahan Drs. Ombang Siboro, Msi . Diakhir dari acara kun jungan kerja tersebut, dilakukan penyerahan kenang-kenangan oleh Asisten I Pemerintahan Drs. Ombang Siboro dan pemberian cindera mata berupa ulos Kepada Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Banyuwangi oleh anggota DPRD Kabupaten Samosir Drs. Viktor Simbolon. (radar)

Kata kunci yang digunakan :