Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Makam Surongganti mulai Ramai Peziarah

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

ROGOJAMPI-Menjelang puasa Ramadan, makam Surongganti, di Dusun Lateng, Desa Gladag, Kecamatan Rogojampi, mulai ramai dikunjungi para peziarah. Mereka itu tidak hanya warga dari daerah Kabupaten Banyuwangi,  tapi juga banyak yang dari luar.

Hampir setiap hari, makam buyut Surongganti itu dikunjungi para peziarah. Mereka itu, datang dari beberapa kota di Jawa Timur seperti Jember, Lumajang, dan Kediri. “Kalau Syuro (Muharram)  lebih ramai lagi,” cetus Samsi, 63, warga sekitar. Menurut Samsi, buyut Surongganti  itu merupakan tokoh fenomenal, dan tersohor karena kesaktiannya.

Pada masa penjajahan, tokoh yang paling dicari oleh penjajah VOC Belanda. “Foto buyut Surongganti oleh Belanda pernah disebar untuk diburu,” terang kepala Desa Gladag, Chaidir Sidqi. Mengenai kapan buyut Surongganti meninggal dunia, warga tidak ada yang tahu persis.

Tapi, keturunannya masih ada dan menetap di Dusun Lateng, Desa Gladag. “Keturunan buyut Surongganti masih ada di sekitar makam,” terangnya. Pada makam buyut Surongganti, ada tanaman pohon Kamboja yang bagian rantingnya caruk (beretemu) dan menyatu.

Tanaman Kamboja yang dibuat batu nisan di bagian utara dan selatan, saling bertemu dan menyambung. “Dari dulu sampai sekarang, pohonnya tetap segitu dan tidak tumbuh besar,” katanya. Oleh sebagian warga, jelas dia,  makam itu dikeramatkan. Apalagi, sejak ada warga yang meninggal sejak memotong ranting pohon Kamboja itu.

“Setiap  warga akan hajatan, banyak yang datang ke makam untuk berdoa,” terangnya. Makam buyut Surongganti itu, berada di di areal pemakaman umum Desa Gladag. Makam itu, tidak berbeda dengan makam pada umumnya. Di makam itu, juga tidak ada juru kunci seperti makam keramat lainnya.

Setiap Suro dan menjelang Ramadan, makam itu ramai dikunjungi warga. Setiap ada agenda politik seperti pemilihan kepala desa, DPR, pemilihan bupati, gubernur, dan presiden, makam itu banyak dikunjungi. “ Mobil parkir di tepi jalan banyak,  dan tidak ditarik iuran apa pun,” ungkapnya. (radar)

Kata kunci yang digunakan :