Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Hukum  

Seperti Kena Hipnotis

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

penipuanGIRI – Pelaku penipuan para pelajar SMA dan SMK di Banyuwangi tampaknya memang sudah profesional. Pemilik salon keecantikan juga jadi korban aksi licin penipu tersebut. Total kerugian salon mencapai Rp 6 juta.

Sumiyati, pemilik Salon Mustika yang beralamat di Jalan Gajah Mada nomor 73 Kelurahan Penataban, Kecamatan Giri, Banyuwangi membenarkan hal tersebut. Wanita berusia 53 tahun itu mengaku belum menerima uang sepeser pun dari jasa rias dan sewa baju miliknya oleh Iwan. Total kerugian sekitar Rp 6 juta. Itu uang sewa baju, ongkos Rias, dan bayar tenaga tambahan untuk 41 pelajar yang saya rias.” terang Sumiyati.

Dia menceritakan, Kamis siang (5/3) iwan menelepon dirinya bahwa pada hari jumat (6/3) sore akan ada puluhan pelajar yang akan dirias di tempatnya. Sumiyati pun memberikan Berapa-berapa harganya. Namun anehnya, iwan tidak melakukan pemaparan mengenai ongkos rias dan sewa baju tersebut. “Untuk satu orang saya kasih harga 150 ongkos rias plus sewa baju. Tapi dia tidak menawar. Biasanya kalau rombongan begitu mesti menawar terangnya.

Sumiyati tidak menaruh curiga sama sekali dengan aksi iwan yang berujung penipuan. Sebab, iwan mencatut acara fashion pemkab yang akan digelar pada tanggal 14 maret 2015 mendatang. Selain itu, para pelajar yang didampingi murid juga menjadi alasan mengapa Sumiyati tidak menaruh curiga sama sekali terhadap iwan. ‘Awanya percaya saja.

Tapi anehnya saya ini kok ngak minta uang muka dulu. Biasanya saya selalu minta uang muka ke konsumen. Anehnya seperti manut saja saya pada anak itu, jelasnya. Keanehan juga muncul saat dia merias para pelajar wanita. Biasanya, kalau masalah rias-merias wajah, wanita paling cerewet untuk itu. Tapi yang dialami Sumiyati selama merias pelajar wanita, semuanya nurut dan tidak ada yang cerewet. Seperti dihipnotis, pelajar cewek yang tak rias nunut semua, kata Sumiyati.

Dia menuturkan, masih ingat betul dengan wajah iwan. Menurutnya, iwan yang mengaku sebagai panitia fashion tersebut berperawakan kurus, berkulit putih, tinnggi dan juga mengggunakan kaca mata. Sumiyati memperkirakan umur iwan sekitar 25 tahunan. Penampilan iwan yang meyakinkan juga menjadi alasan rasa curiga tidak muncul pada benak Sumiyati. “Logat bicaranya seperti orang jakarta. Saya masih ingat betul dengan wajahnya,” ujar Sumiyati geram.

Terkait penipuan yang dilakukan Iwan itu. Sumiyati mengakur sudah melapor ke Polsek Giri. “Saya langsung lapor ke Polsek. Masih penyelidikan. Nanti katanya saya harus siap dipanggil polisi kalau memang keterangan saya di butuhkan.” pungkas Sumiyati. Kapolsek Giri, Iptu Mudjiono mengaku masih melakukan penyeledikan terkait kasus penipuan tersebut. Pihaknya juga telah menerima laporan dari puluhan pelajar, pemilik salon, dan pemilik rental mobil.

Total kerugian sekitar Rp 30 juta. Pemilik rental dan salon juga sudah melapor. Rental mobil dari Kecamatan Cluring.” terang Mudjiono. Di britakan sebelumnya, puluhan pelajar tertipu masal oleh ajang fashion abal-abal. Sejumlah barang-barang milik puluhan pelajar itu digasak seorang pria yang mengaku sebagai panitia sebuah acara fashion yang ternyata palsu. Tidak hanya itu, pelaku juga berhasil menggondol satu unit motor milik salah satu pelajar.

Penipuan itu menimpa puluhan siswa-siswi SMA l Giri, SMK Gajah Mada dan SMK Pradana. Para pelajar yang tertipu itu didampingi orang tuanya langsung beramai-ramai melapor ke kepolisian. Dengan wajah masih dengan riasan. para korban penipuan fashion abal-abal itu melapor ke Polsek Giri sesat setelah kejadian jumat malam lalu (6/3). Kamis (5/3) siang, pelaku yang hanya seorang diri itu awalnya mendatangi sekolah-sekolah untuk mencari peserta pelajar agar ikut acara fashion pada 14 Maret 2015 mendatang. Setelah semua peserta kumpu, para siswa-siswi tersebut disuruh mengisi sebuah data diri masing-masing di sebuah formulir.

Setelah formolir terisi, lelaki yang mengaku bernama iwan itu memberikan penjelasan kepada seluruh peserta yang terjaring agar mengikuti sesi pemotretan. Pelaku mengatakan bahwa sesi pemotretan berlangsung di Hotel Santika jumat sore kemarin (6/3). Sebelum pemotretan, seluruh peserta terlebih dahulu dirias bersama-sama di sebuah salon rias pengantin di Kelurahan Penataban, Kecamatan Giri. Mereka juga disuruh memilih kostum yang akan dipakai saat pemotretan.

Selanjutnya, setelah seluruh pelajar dirias dan mengatakan kostum yang disediakan, pelaku memerintahkan seluruh pelajar menuju sebuah hotel di jantung kota Banyuwangi untuk pemotretan. Sadar menjadi korban penipuan, para pelajar itu mulai bingung. Bahkan, sebagain peserta tampak menangis histeris. Ada juga pelajar lelaki yang geram sembari meninju aspal jalan di depan salon rias pengantin itu. Aksi para pelajar korban fashion abal-abal itu langsung mendapat perhatian warga sekitar. (radar)