Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Kerajinan Napi Lapas Banyuwangi Diekspor ke Korsel

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

BANYUWANGI – Kerajinan tangan warga binaan Lapas Kelas IIB Banyuwangi ternyata memiliki kualitas yang patut diperhitungkan. Buktinya, kerajinan tangan berbahan kayu yang  dibuat para penghuni penjara yang beralamat di Jalan Letkol Istiqlah, Banyuwangi, itu sudah dilirik pasar  ekspor luar negeri.

Sebanyak 20 feet atau sekitar 75 ribu unit kerajinan tangan warga binaan diangkut kontainer dan dikirim menuju Korea Selatan. Ekspor pertama karya narapidana itu dilepas langsung Kepala  Divisi Pemasyarakatan (Kadiv Pas) Kemenkum-HAM Jawa Timur, Harun Suliyanto.

Ekspor kerajinan tangan berbahan kayu yang perdana itu juga disaksikan Wakil Bupati Banyuwangi, Yusuf Widyatmoko, didampingi Kalapas Banyuwangi, Arimin,  beserta jajaran Forpimda  Banyuwangi. Harun menyatakan, dirinya sangat bangga dengan prestasi warga binaan Lapas Banyuwangi yang kerajinan tangan merek sukses menembus pasar  ekspor luar negeri.

Dikatakan, dari  477 lapas di Indonesia, hanya 10 lapas yang hasil kerajinannya  tembus pasar luar negeri. Di Jawa Timur hanya dua lapas  yang mengekspor kerajinannya ke luar negeri, yakni Lapas Porong dan Banyuwangi. ”Ini sangat membanggakan, hasil karya warga binaan Lapas Banyuwangi ternyata bisa digunakan orang luar negeri. Kerajinan kayu itu digunakan untuk restoran mewah di   Korsel sana,” jelas Harun didampingi Kalapas Arimin.

Pihaknya mengapresiasi Lapas Banyuwangi dan warga binaan yang sudah menghasilkan produk berkualitas. Harun berjanji akan memberikan dukungan untuk mengembangkan hasil karya warga binaan itu agar lebih baik lagi. ”Yang pasti kami akan memberikan dukungan penuh.

Kami  juga sudah berkomunikasi dengan Pak Wabup Banyuwangi untuk  mengembangkan kerajinan warga  binaan ini,” pungkasnya.  Sekadar diketahui, kerajinan  tangan berbahan kayu produksi warga binaan Lapas Banyuwangi itu dikerjakan sepenuhnya di bengkel kerajinan di dalam lapas.

Warga binaan membuat kerajinan berupa piring, mangkuk, dan  sendok, yang semua terbuat dari kayu. Kayu yang digunakan adalah kayu trembesi, kayu asam, dan  kayu jati. Kayu-kayu yang digunakan mayoritas kayu bekas yang  disulap menjadi kerajinan yang   memiliki nilai ekonomis.

Wabup Yusuf Widyatmoko mengaku bangga dengan hasil karya warga binaan Lapas Banyuwangi itu. Dengan ekspor yang dilakukan itu, membuktikan  bahwa hasil karya warga binaan memang tidak bisa dipandang  sebelah mata. Dalam kesempatan   itu wabup secara simbolis  membuka program kursus bahasa Inggris yang diberikan kepada  warga binaan dan petugas lapas.

”Bahasa Inggris itu penting, apalagi daerah Banyuwangi pariwisatanya sudah  menggeliat.  Kami ingin warga binaan setelah keluar dari lapas menjadi warga yang berguna untuk dunia  pariwisata dengan fasih berbahasa Inggris,” jelas Yusuf. (radar)