Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Bertato-Tindikan Langsung Gugur

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Pendaftar memasukan berkas PPDB di SMK Negeri 1 Banyuwangi.

Pendaftar PPDB Hari Pertama Membeludak

BANYUWANGI – Proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMA dan SMK negeri se-Banyuwangi jalur online dimulai serentak kemarin (12/6). Di hari pertama pendaftaran, ribuan siswa langsung “menyerbu ” sekolah tujuan masing-masing.

Yang menarik, SMA dan SMK negeri di Banyuwangi menerapkan ketentuan khusus terkait kondisi fisik calon siswa baru. Sekolah-sekolah tersebut “mengharamkan” calon siswa yang memiliki tato (laki-laki dan perempuan) dan siswa laki-laki yang memiliki tindik di telinga.

Pendaftar bertato maupun pendaftar laki-laki yang mempunyai tindik akan langsung dinyatakan gugur saat proses cek fisik dan tidak bisa melanjutkan ke tahap seleksi selanjutnya. Hal itu ditegaskan Ketua Panitia PPDB SMKN 1 Banyuwangi, Kartamun.

“Calon peserta didik baru yang tato dan bertindik, khususnya pendaftar laki-laki, akan otomatis gugur saat pengecekan fisik. Mereka tidak bisa mengikuti tahap seleksi berikutnya,” ujarnya.

Hal senada dilontarkan Sekretaris Panitia PPDB SMAN 1 Giri, Ashadi. Dikatakan, apabila memiliki tato atau tindik, khususnya calon peserta didik  laki-laki akan dinyatakan gugur. Dikonfirmasi terpisah, Kepala Cabang (Kacab) Dinas Pendidikan (Dispendik) Provensi Jatim wilayah Banyuwangi, Istu Handono, mengatakan berdasar pengarahan dari Kepala Dispendik Jatim, calon peserta didik yang memiliki tato atau tindik akan menjadi pertimbangan khusus.

“Kalau tidak jelas alasannya, akan ditolak oleh pihak sekolah,” tegasnya. Sementara itu, pantauan wartawan Jawa Pos Radar Banyuwangi di lapangan, jumlah pendaftar di SMK lebih membeludak dibandingkan calon pendaftar yang datang ke SMA negeri.

Sebab, PPDB di SMK negeri tidak dibatasi zona. Sedangkan PPDB di SMA negeri se-Banyuwangi terbagi dalam lima zona. Sedangkan calon siswa baru yang bakal diterima melalui PPDB jalur offline diprioritaskan untuk siswa yang berdomisili di sekitar suatu sekolah.

Ya, di antara empat jalur PPDB offline, tiga di antaranya diprioritaskan untuk siswa yang bertempat berdekatan dengan sekolah. Tiga jalur dimaksud antara lain, bidik misi, mitra warga, dan inklusif.

Sedangkan satu jalur yang lain, yakni jalur prestasi ditujukan untuk calon siswa baru yang prestasi akademis dan non akademis. Sekadar diketahui, calon peserta didik yang mengikuti PPDB jalur ofline kali ini harus mendaftar secara langsung di sekolah tujuan.

Mekanismenya siswa mengambil formulir pendaftaran di loket yang telah disiapkan di masing-masing sekolah. Usai mengambil formulir, calon pendaftar bisa langsung mengisi berkas pendaftaran dan menyerahkan berkas tersebut kepada panitia. Selanjutnya, panitia akan melakukan verifikasi berkas pendaftaran. Lebih lanjut dilakukan uji petik dan kompetensi.

Pada tahap uji kompetensi, akan dilakukan verifikasi dan validasi piagam calon peserta didik baru yang mendaftar melalui jalur ujian nasional (unas) dan pengecekan kondisi kemampuan ekonomi.

Sementara itu, untuk pendaftar yang mengikuti PPDB jalur mitra warga, akan dilakukan pengecekan domisili dan kemampuan ekonomi keluarga. Tahap selanjutnya, panitia akan melakukan survei kondisi ekonomi keluarga calon peserta didik baru.

Setelah survei, panitia PPDB akan melakukan pengolahan skor masing-masing pendaftar. Pengumuman pendaftar yang dinyatakan diterima akan dilaksanakan pada 17 Juni mendatang.

Seperti diberitakan, khusus PPDB jenjang SMA dan SMK, Jatim menyiapkan lima jalur seleksi tahun ini. Lima jalur seleksi tersebut meliputi, jalur prestasi, jalur mitra warga, bidik misi, jalur inklusif, dan jalur umum.

Dijelaskan, PPDB jalur prestasi diperuntukkan bagi peserta didik yang mempunyai prestasi akademik dan non akademik. Prestasi yang dialmi dan adalah prestasi dari kejuaraan yang diselenggarakan pemerintah atau lembaga yang diakui atau yang bekerja sama dengan pemerintah, bersifat berjenjang mulai tingkat kabupaten/kota, provinsi, nasional, hingga internasional.

Untuk jalur mitra warga, imbuh lstu, diperuntukkan peserta yang berasal dari kalangan keluarga miskin alias prasejahtera. Calon peserta didik di berikan kesempatan untuk mendaftar pada SMA negeri atau SMK negeri yang berdekatan dengan tempat tinngalnya.

Menurut lstu, syarat untuk calon peserta PPDB jalur mitra warga antara lain, menyerahkan fotokopi surat hasil ujian nasional (SHUN) atau surat keterangan kelulusan dari sekolah asal. Selain itu, calon peserta wajib menyerahkan surat keterangan tidak mampu dari kelurahan atau desa, fotokopi kartu Indonesia pintar (KIP)/kartu Jamkesmas/kartu gakin, dan fotokopi kartu keluarga (KK).

“Panitia sekolah akan melakukan survei ke rumah calon peserta didik,” cetusnya. Sedangkan PPDB jalur bidik misi diperuntukkan bagi siswa yang berasal dari kalangan keluarga miskin. Calon peserta didik yang mempunyai prestasi dibuktikan dari nilai unas.

“Jalur bidik misi akan diseleksi berdasar nilai unas dengan nilai rata-rata 8,5 dan tidak ada nilai di bawah 7.0 untuk setiap mata pelajaran (mapel),” kata lstu. Selebihnya, jalur inklusif diperuntukkan bagi calon peserta didik berkebutuhan khusus yang mengalami hambatan berat. Karena itu, calon peserta didik tersebut disarankan mendaftar ke SLB.

Prioritas diberikan pada calon peserta didik yang tempat tinggalnya paling dekat dengan sekolah penyelenggara, tanpa membedakan status ekonomi dan ketunaan alias kebutuhan khusus yang disandang. (radar)