Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Gus Yus, Mantan Wabup Era Bupati Ratna Tutup Usia

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

BANYUWANGI – KH. Yusuf Nur Iskandar atau yang biasa akrab Gus Yus, pria yang pernah menjadi Wakil Bupati (Wabup) di era pemerintahan Bupati Ratna Ani Lestari (RAL) 2005 – 2010 itu menghembuskan nafas terakhir, Selasa (03/07/2018) pagi sekitar pukul 10.30 WIB.

Gus Yus meninggal di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Daerah Blambangan Banyuwangi setelah sempat dirawat akibat penyakit gagal ginjal yang dideritanya. Gus Yus meninggal di usia 44 tahun.

Almarhum pernah mengemban jabatan sebagai Sekretaris KPUD Banyuwangi. Hingga di akhir hayatnya, Gus Yus yang juga biasa ditulis dengan nama singkatan KH Yusuf Nuris oleh kalangan media ini adalah Wakil Ketua Suriyah PCNU pimpinan KH Ali Makki Zaini yang baru terpilih beberapa waktu lalu.

Tak pelak kepergian Gus Yus mengagetkan warga Banyuwangi. Karena dari beberapa sahabat, santri maupun keluarganya sendiri mengaku masih sempat bertemu dan bercanda, berdiskusi dengan almarhum sebelumnya.

“Minggu lalu (1/7/18) itu saya ketemu beliau. Seperti biasa kita diskusi kecil soal Gus Dur, kiai, Pilgub, PCNU dan PMII. Semangat beliau masih masih tinggi. Ternyata itu pertemuan saya yang terakhir, makan bareng yang terakhir. Selamat jalan Gus Yus, saya bersaksi KH Yusuf Nuris bin Prof. DR. Nur Iskandar al Barsani orang baik. Semoga Allah menempatkan di tempat yang layak, Alfatihah,” ucap Agus Baihaqi, sahabat baik almarhum yang juga Pemred Koran Jawa Pos Radar Genteng dengan nada doa.

Ratusan warga, pejabat pemerintah, para kepala desa, santri, tokoh ulama, dan kiai hadir di rumah duka untuk memberikan penghormatan. Mereka juga ikut mengantarkan pemakaman jenazah almarhum di area Pondok Pesatren Al Kautsar.

“Kami selaku kepala desa ikut berduka dan merasa kehilangan atas meninggalnya beliau. Selain Gus Yus mantan Wakil Bupati yang baik di era Bu Ratna, beliau juga seorang tokoh cendekiawan muslim di Banyuwangi,” ungkap Mura’i, Kepala Desa Gumirih yang hadir bersama puluhan kepala desa lainnya berbela sungkawa di rumah duka.

Bahkan karena ketokohan almarhum, ucapan bela sungkawa dan doa terus mengalir baik secara langsung disampaikan di rumah duka maupun melalui media sosial (medsos) facebook, WhatsApp, Instagram dan lainnya.