Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Empat Incumbent Melenggang

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

empattttDi Dapil II, PDIP dan PKB Dapat Jatah Dua Kursi

BANYUWANGI – Tidak hanya di daerah pemilihan (da pil) satu, PDIP dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) juga bersaing ketat mendapatkan dua kursi di dapil dua. Hasil penghitungan sementara di dapil ”neraka” tersebut, kedua partai itu memimpin perolehan suara sementara. Dapil dua yang meliputi Kecamatan Kabat, Rogojampi, Singojuruh, dan Songgon, itu memiliki kuota delapan kursi DPRD.

Di dapil tersebut, PDIP suk ses mendulang 28.583 suara. Dengan perolehan suara itu, maka PDIP diprediksi akan mendapatkan dua tiket ke gedung DPRD. Dengan asumsi harga bilangan pembagi pemilih (BPP) dapil dua sekitar 14 ribu, maka dua kader PDIP yang berpeluang mengisi kursi itu adalah Salimi dan incumbent Made Suwastika. Kedua caleg itu sukses memperoleh dua suara ter besar pertama dan kedua. 

Salimi mengantongi 5.650 dukungan suara dan Made Suwastika 5.194 suara. “Di dapil dua, kemungkinan besar PDIP tetap mendapatkan dua kursi DPRD seperti Pemilu 2009,” ujar Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPC PDIP Banyuwangi, Putu Aryasa. PKB juga sukses mendominasi perolehan suara dapil dua Hitungan sementara, suara yang diperoleh PKB sekitar 25.139 suara.

Caleg yang berpeluang menduduki dua kursi itu adalah incumbent HM. Joni Subagio dan pendatang baru bernama Muhammad Ali Mah rus. Kedua caleg itu sukses mendapatkan suara terbesar pertama dan kedua di antara caleg PKB yang lain. Joni mendapat dukungan sekitar 7.905 suara dan Ali Mahrus 3.285 suara. “Hitungan sementara di internal partai, insya allah PKB dapat dua kursi,” ungkap Ketua DPC PKB Banyuwangi, Joni Subagio, saat dihubungi tadi malam.  

Selain dua partai itu, partai lain yang akan mendapat kursi DPRD adalah Partai Demokrat (DP), Partai Golkar, Partai Gerindra, dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Di prediksi, empat partai itu masing-masing mendapat satu kursi. PD berhasil mengumpulkan sekitar 20.238  suara, Partai Golkar 13.912 suara, Partai Gerindra 16.222 suara, dan PPP mendapat 11.129 suara.

 Beberapa caleg yang berpotensi membawa tiket wakil rakyat itu adalah Handoko dari Partai Demokrat, Marifatul Kamila dari Partai Golkar, Limpat Prawiro Dikdo dari Partai Gerindra, dan Syahroni dari PPP. Handoko yang tercatat sebagai incumbent berhasil mendulang du kungan paling besar dengan 2.457 suara dibandingkan caleg PD lain. Begitu juga dengan Marifatul Kamila. Sementara suara caleg incumbent Partai Golkar itu masih memimpin perolehan suara dari caleg Golkar lain, yakni 2.863 suara. 

Meski memimpin, tapi perolehan suara Marifatul masih berpotensi disalip caleg Golkar nomor urut dua, yakni Eva Hestiyawati. Eva menempel ketat perolehan suara Marifatul di angka 2.681 suara. Caleg Gerindra bernama Limpat berpotensi lolos ke gedung dewan karena memiliki dukungan cukup signifikan dalam coblosan 9 April 2014 lalu. Dari jumlah total pe rolehan suara sementara Partai Gerindra di dapil dua, Limpat memperoleh 3.686 suara.

Angka itu merupakan perolehan suara terbesar caleg Partai Gerindra di dapil dua. Sementara itu, Syahroni dari PPP akan menjadi wakil rakyat jika perolehan suaranya tidak di lampaui caleg PPP yang lain. Sementara ini perolehan suara Syahroni berada di angka  aman, yakni 2.487 suara. Suara Syahroni tergolong aman karena perolehan suara caleg PPP yang lain di dapil dua terpaut cukup jauh. Caleg PPP lain yang mendapat dukungan cukup signifikan ada lah Imam Hudori dengan 1.164 suara. 

Caleg PPP yang lain suaranya berkisar di 84 suara hingga 761 suara. Jika tidak ada perubahan perolehan suara yang cukup signifikan, maka dapat dipastikan satu caleg incumbent Partai Demokrat dapil dua, Roni Magfur Rendra, akan terlempar dari kursi DPRD. Pada pemilu kali ini, Roni hanya memperoleh dukungan 3.180 suara. Roni diprediksi terlempar karena sisa suara PD tidak cukup untuk “membeli” dua kursi. Se ain itu, perolehan suara Roni berada di peringkat tiga setelah Handoko dan Andi Muljo. (radar)