BANYUWANGI – Aparat Polsek Giri bergerak cepat memburu seorang tahanannya yang kabur. Hanya butuh waktu satu setengah jam, tahanan bernama Latip bin Makrupin, 46, itu berhasil diborgol tanpa melakukan perlawanan.
Latip mencoba kabur dari sel Polsek Giri pukul 05.30, kemarin. Pria yang ditahan karena mencabuli anak bawah umur itu diringkus polisi di pinggir sawah, daerah Pedotan, Bangorejo. Warga Gang Mawar, Kelurahan Mojopanggung, Kecamatan Giri itu dibekuk pukul 07.00.
Kapolsek Giri AKP Jodana Gunadi membenarkan kejadian tersebut. Dia menceritakan, jika Latip kabur dari kamar mandi yang ada di dalam sel tahanan sekitar pukul 05.30. Di dalam kamar mandi tersebut kebetulan ada lubang udara yang ukurannya tidak terlalu besar.
“Kalau dilihat sebenarnya orang tidak mungkin cukup lewat sana. Ternyata tubuh Latip cukup melewati lubang tersebut. Tubuhnya memang kecil, dia melumuri tubuhnya dengan sabun lalu masuk pelan-pelan lewat lubang itu,” terang Jodana.
Mengetahui tahanannya kabur, petugas pun langsung melakukan pencarian. Setelah dicari di rumahnya di Lingkungan Cungking, diketahui jika Latip sempat pulang dan mengambil sepeda motor. Petugas pun langsung berusaha mengejar pelaku.
Pukul 07.00, empat anggota Polsek Giri yang melakukan pengejaran berhasil menangkap Latip di daerah Pedotan, Kecamatan Bangorejo.
Latip tidak bisa mengelak ketika petugas kemudian menyergapnya dan kembali menggelandangnya ke tahanan. “Setelah kita tangkap, dia kemudian kita titipkan ke Lapas Banyuwangi pukul 09.00 agar tidak kabur lagi. Pelaku yang satu ini memang suka ngeyel dan mengelak,” ungkap Jodana.
Latip ditangkap oleh petugas Polsek Giri karena akan mencabuli PA, 11, tetangganya. Saat itu PA diminta memijit tubuh Latip. Begitu anak tersebut masuk di dalam kamar, Latip justru melakukan tindakan tidak senonoh dengan menelanjangi PA.
Bocah yang duduk di bangku kelas 4 SD itu pun melarikan diri menemui ibu kandungnya. Selanjutnya ibu kandung korban melaporkan tindakan tak senonoh Latip tersebut ke Mapolsek Giri. Petugas segera mengamankan Latip karena khawatir saat itu warga yang emosi akan menghakimi pedagang bakso tersebut.
